Pengertian Manajemen
Sebuah
proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian
kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh,
1997) .
Istilah manajemen, terjemahannya dalam
bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.Selanjutnya, bila kita
mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah Manajemen mengandung
tiga pengertian yaitu :
1.
Manajemen
sebagai suatu proses
2.
Manajemen
sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
3.
Manajemen
sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
1) Manajemen
sebagai suatu proses
Ø
Encyclopedia
of the Social Sience : Manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan
suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Ø
Hilman
: Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
2)
Manajemen adalah kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.
Ø
Segenap
orang-orang yang melakukan aktivitasi manajemen dalam suatu badan tertentu
disebut manajemen.
3)
Manajemen adalah seni (Art) atau suatu
ilmu pengetahuan.
Ø
Manajemen
adalah seni
Ø Manajemen
adalah ilmu
§
Menurut
G.R.Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
§
Manajemen
juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan
bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah
kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
§
Menurut
Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu
pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada
kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara
mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam
pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya
sendiri.
§
Menurut
James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen sebagai ilmu dan seni
Manajemen berasal dari bahasa Prancis
kuno yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk
memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efesien. Manajemen dipandang dari berbagai perpektif yang ada, mempunyai
dasar yang kuat yang tidak terlepas dari perpaduan antara ilmu dan seni.
Manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu
tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Intinya bagaaimaanaa caraa
memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan
manusia pada umumnya adalah managing (mengatur) untuk mengatur disini
diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama.
§ Seni dalam
manajemen yaitu membentuk manusia menjadi lebih efektif dari yang sudah dan
sedang mereka lakukan tanpa anda.
§ Ilmu dalam
manajemen yaitu planning, organizing, directing dan monitoring. Manajemen
sebagai ilmu adalah melihat bagaimana manajemen dihubungkan dengan
prinsip-prinsip manajemen, dan telah di organisasi menjadi teori. Dimana
seorang manajer mempelajari terlebih dahulu tujuannya lalu diproses olehnya
dengan keahliannya, setelah menjadi sebuah teori. Lalu dibuat penetapan tenanga
kerja pengarah dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Dalam
kenyataannya manajemen sulit didefinisikan karena tidak ada definisi manajemen
yang diterima secara universal. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi
yang digunakan secara konsisten oleh semua orang, diantaranya adalah sebagai
berikut :
A.
Manajemen
sebagai ilmu pengetahuan (management as ascience) adalah bersifat
interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu social, filsafat
dan matematika.
B.
Manajemen
sebagai suatu system (management as a system) adalah kerangka kerja yang
terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan dan
diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
C.
Manajemen
sebagai suatu fungsi (management as a function) adalah suatu rangkaian kegiatan
yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa menunggu selesainya
kegiatan lain. Walaupun kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk
mencapai tujuan organisasi.
D.
Manajemen
sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian tahap
kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan
semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia.
E.
Manajemen
sebagai suatu profesi (management as a profession) adalah suatu bidang kegiatan
atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi di bidang kedokteran, bidang
teknik, dan bidang hukum.
F.
Manajemen
sebagai kumpulan orang (management as people / group of people) adalah suatu
istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan
di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan
tengah dan kelompok pimpinan bawah.
Manajemen dan manajer
1. Manajemen lini
pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin
dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.
Mereka sering disebut penyedia (supervisor),
manajer shift, manajer area, manajer
kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
2. Manajemen
tingkat menegah (middle management)
mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan
manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang
termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer
pabrik, atau manajer divisi.
3. Manajemen puncak
(top management), dikenal pula dengan
istilah executive officer, bertugas
merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan
jalannya perusahaan. Contoh top
management adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information
Officer), dan CFO (Chie Financial Officer).
Fungsi manajemen
Berbagai
pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen akan tampak jelas dengan
dikemukakannya pendapat beberapa penulis sebagai berikut :
a)
Louis
A. Allen : Leading, Planning, Organizing,
Controlling.
b)
Prajudi
Atmosudirdjo : Planning,
Organizing, Directing, atau Actuating, Contolling.
c)
John
Robert Beishline, Ph. Dh : Perencanaan,
Organisasi, Komando, Kontrol.
d)
Henry
Fayol :
Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
e) Luther Gullich : Planning,
Organizing, Staffing, Directing,Coordinating, Reporting, Budgeting.
f) Koontz dan O’Donnel : Organizing, Staffing, Directing,
Planning, Controlling.
g) William H. Newman : Planning, Organizing,
Assembling, Resources, Directing, Controlling.
h) Dr. S. P. Siagian., M.P.A : Planning, Organizing, Motivating,
Controlling.
Keterampilan
Manajerial
Bila kita asumsikan bahwa manajer
adalah seorang yang mengarahkan aktivitas dari orang lain dan mengambil
tanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan (objective) melalui usaha
tersebut, maka seorang manajer yang sukses biasanya adalah mereka yang
mempunyai 3 (tiga) keterampilan dasar, yaitu: Keterampilan Teknis (technical
skill), Keterampilan Inter-personal (human skill), dan Keterampilan Konseptual
(conceptual skill).
A. Keterampilan Teknis
Keterampilan ini meliputi pemahaman dan kompetensi dalam aktivitas yang spesifik, khususnya yang berkaitan dengan suatu metode, proses, prosedur tertentu yang bersifat teknis. Ia melibatkan pengetahuan dan kemampuan analitis yang khusus dan mempunyai tahapan pemecahan masalah (troubleshooting) yang relative baku/standar. Dalam terminologi pelatihan, maka pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan (vocational dan on the job training) besar manfaatnya dalam rangka mengembangkan keterampilan ini.
Keterampilan ini meliputi pemahaman dan kompetensi dalam aktivitas yang spesifik, khususnya yang berkaitan dengan suatu metode, proses, prosedur tertentu yang bersifat teknis. Ia melibatkan pengetahuan dan kemampuan analitis yang khusus dan mempunyai tahapan pemecahan masalah (troubleshooting) yang relative baku/standar. Dalam terminologi pelatihan, maka pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan (vocational dan on the job training) besar manfaatnya dalam rangka mengembangkan keterampilan ini.
B. Keterampilan Inter-personal
Ini berhubungan dengan kemampuan untuk bekerja dengan, memahami dan memotivasi orang lain, memahami sudut pandang dan perilaku atasan, rekan sejawat, dan bawahan terhadap suatu masalah dan memposisikan dirinya secara proporsional. Seseorang yang mempunyai kemampuan ini kiranya cukup sensitive terhadap keinginan dan motivasi orang lain dalam kelompoknya sehingga dia dapat memperkirakan tindakan apa yang perlu dan hasil yang yang diharapkan.
Keterampilan ini bisa juga diklasifikasikan dalam :
(a) kepemimpinan dalam kelompok
sendiri (intra-group skill), dan
(b) keterampilan dalam mengelola
hubungan antar kelompok (inter-group skill).
Dalam ranah tingkat manajemen,
intra-group skill mempunyai peran dominan pada kelompok manajer dasar (first
line management) dan menengah (middle management), maka inter-group skill
sangat dirasakan penting peranannya pada manajer tingkat atas (higher level/top
management).
Untuk menguasai keterampilan ini,
seorang manajer harus dapat mengembangkan sendiri persepsi pribadinya terhadap
aktivitas orang lain sehingga ia dapat:
· mengenali perasaan dan sentimen dalam situasi tertentu;
· mempunyai sikap terhadap pengalamannnya sendiri dan berusaha untuk belajar dari pengalaman itu;
· mengembangkan kemampuan untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang melalui tindakan dan kata-kata mereka;
· mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dan sikapnya kepada orang lain secara tepat.
· mengenali perasaan dan sentimen dalam situasi tertentu;
· mempunyai sikap terhadap pengalamannnya sendiri dan berusaha untuk belajar dari pengalaman itu;
· mengembangkan kemampuan untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang melalui tindakan dan kata-kata mereka;
· mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dan sikapnya kepada orang lain secara tepat.
Pelatihan yang bersifat spontan dan dipandu oleh seorang pelatih yang berpengalaman dapat memberikan nuansa positif bagi pengenalan dan pengembangan keterampilan ini.
C. Keterampilan Konseptual
Keterampilan ini melibatkan kemampuan untuk melihat suatu perusahaan/organisasi secara utuh, mengenali cara kerja dan ketergantungan bermacam-macam fungsi yang ada, dan lebih jauh lagi untuk memahami hubungan antara perusahaan/organisasinya dan industri, masyarakat, dan situasi ekonomi dan sosial secara umum.
Pada dasarnya keterampilan ini lebih
banyak melibatkan intuisi seorang manajer sehingga ia dapat memahami
gejala-gejala umum dan keterkaitan antar variabel-variabel elementer,
memberikan penekanan dan prioritas pola tindakan, serta dapat memperkirakan
kencenderungan dan probabilitas hasil dari tindakan yang akan dilakukan. Di
luar teknis pelatihan manajemen, prinsip ‘learning by doing’ sangat dirasakan
penting untuk mengasah keterampilan konseptual ini. Sedangkan pelatihan
manajemen strategi, pola promosi kepada karyawan untuk menduduki posisi lebih
tinggi dan melibatkan kerja antar kelompok juga merupakan beberapa upaya untuk
mengembangkan keterampilan ini secara lebih terstruktur.
EVOLUSI
TEORI MANAJEMEN
- TEORI MANAJEMEN KLASIK
1.
Pengembangan manajemen di lakukan
oleh teoritis.
2.
Investasi terbesar adalah karyawan.
3.
Tenaga kerja di beri pelatihan
keterampilan sesuai operasi pabrik.
4.
Karyawan bertanggung jawab atas
pekerjaan tertentu yang berulang.
5.
Adanya skema pembagian keuntungan.
- TEORI PERILAKU
Teori perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan
hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi
oleh sistem sosialnya. Perilaku dapat dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu:
1.
Rasional
Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota
organisasi yang diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai
kepentingan, kebutuhan, motif dan
tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down dan Simon.
2.
Sosiologis
Model ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan
antropologi, sosiologi, dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern.
3.
Pengembangan hubungan manusia
Model pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan
perhatiannya kepada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem
motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Pendukung model ini antara lain, Mc Gregor, Maslow, dan Bennis.
Keterbatasan dari pendekatan
perilaku ini adalah bahwa beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku
percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan
manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli
perilaku sangat kompleks dan abstrak untuk dipraktekan para manajer.
Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering
berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi
manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
- TEORI KUANTITAF
Pendekatan kuantitaf ditandai dengan berkembangnya tim
penelitian operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri. Pendekatan ini
didasari oleh kesuksesan tim penelitian operasi Inggris pada PD II.
Teknik-teknik penelitian operasi ini semakin berkembang sejalan dengan kemajuan
komputer, transportasi dan komunikasi. Teknik-teknik penelitian operasi
selanjutnya disebut sebagai pendekatan manajemen ilmiah. Pendekatan manajemen
ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen
produksi, penjadwalan, pengembangan strategi produk.
Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu:
1.
Perumusan masalah
2.
Penyusunan suatu model matematis
3.
Penyelesaian model
4.
Pengujian model
5.
Penetapan pengawasan atas hasil
6.
Pelaksanaan (implementas)
EVOLUSI
TEORI MANAJEMEN
- Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
1.
Pentingnya peran manajer
2.
Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga
kerja
3.
Tanggung jawab kesejahteraan
karyawan
4.
Iklim kondusif
Manajemen
ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
1.
A.Robert Owen (1771-1858) :
Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci
keberhasilan perusahaan. Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja
yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada
masa itu sangat buruk.
2.
Charles Babbage (1792-1871) :
Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya
dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat di didik dalam suatu
keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggung jawab khusus sesuai
dengan spesialisnya.
3.
Frederick W. Taylor :
Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah
hasil penelitian tentang studi waktu kerja (time & motion studies). Dengan
penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang
diterima. Metode ini disebut system upah differensial.
4.
Hennry L. Gantt (1861-1919) :
Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1.
Kerjasama saling menguntungkan
antara manajer dan karyawan.
2.
Mengenal metode seleksi yang tepat.
3.
Sistem bonus dan intruksi.
Akan tetapi Hennry menolak sistem upah differensial. Karena
hanya berdampak kecil terhadaap motivasi kerja.
5.
Frank B dan Lilian M. Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1972) :
Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan
gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan.
Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling
berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Menurut
Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi
kelelahan.
6.
Herrington Emerson (1853-1931) :
Berpendapat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen
dalam industry adalah adanya pemborosan dan inefisinesi. Oleh karena itu ia
menganjurkaan :
1.
Tujuan jelas
2.
Kegiatan logis
3.
Staf memadai
4.
Disiplin kerja
5.
Balas jasa yang adil
6.
Laporan terpecaya
7.
Urutan intruksi
8.
Standar kegiatan
9.
Kondisi standar
10.
Operasi standar
11.
Inturksi standar
12.
Balas jasa insentif
- Teori Organisasi Klasik
1.
Fayol (1841-1925) :
Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen
yang terdiri atas :
a.
Technical : kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.
b.
Commercial : kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
c.
Financial : kegiatan pembelanjaan.
d.
Security : kegiatan menjaga keamanan.
e.
Accountancy : kegiatan akuntasi
f.
Managerial : melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :
a)
Planning :
kegiatan perencanaan
b)
Organizing : kegiatan mengorganisasikan
c)
Coordinating : kegiatan pengkoordinasian
d)
Commanding : kegiatan pengarahan
e)
Controlling : kegiatan pengawasan
g.
Selain hal tersebut diatas,
asas-asas umum manajemen menurut Fayol adalah :
a)
Pembagian kerja
b)
Asas wewenang dan tanggung jawab
c)
Disiplin
d)
Kesatuan perintah
e)
Kesatuan arah
f)
Asas kepentingan umum
g)
Pemberian janji yang wajar
h)
Pemusatan wewenang
i)
Rantai bekala
j)
Asas keteraturan
k)
Asas keadilan
l)
Kestabilan masa jabatan
m)
Inisiatif
n)
Asas kesatuan
2.
James D. Mooney :
Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi
manajemen adalah :
a.
Koordinasi
b.
Prinsip skala
c.
Prinsip fungsional
d.
Prinsip staf
C. Teori Hubungan Antar Manusia (1930-1950)
pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis
terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai
suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga
ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu
system social dan harus memperhatikan kebutuhan social dan psikologis karyawan
agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.
- Teori Behavioral Science :
1.
Abraham maslow
Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya
tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
2.
Douglas Mc Gregor
Dengan teori X dan teori Y.
3.
Frederich Herzberg
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua factor.
4.
Robert Blake dan Jane Mouton
Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
5.
Rensis Likert
Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif
mengenai empat system manajemen.
6.
Fred Fiedler
Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
7.
Chris Argyris
Memandang organisasi sebagai system social atau system antar
hubungan budaya.
8.
Edgar Schein
Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi. Teori
behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per
orang, perilaku kelompok social dan perilaku organisasi.
E. Teori Aliran Kuantitatif
Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan
yang dapat dipertanggungjawabkan ke ilmiahnya. Pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah sebagai berikut :
1.
Merumuskan masalah
2.
Menyusun model aritmatik
3.
Mendapatkan penyelesaikan dari model
4.
Mengkaji model dan hasil model
5.
Menetapkan pengawasan atas hasil
6.
Melakukan implementasi
Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah
metode statistic dan komputerisasi untuk melihat kemungkinan dan peluang
sebagai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen.
Manajemen
Lingkungan dan Eksternal
Pembahasan dan pemahaman perkembangan
teori-teori manajemen sangat diperlukan guna memberikan landasan dalam
pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam
teori manajemen akan membantu manajere untuk membantu keputusan-keputusan yang
lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus
mengalami perubahan. Tiga pandangan utama tentang manajemen dapat dikelompokkan
berdasarkan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
- Pendekatan klasik (the classical approaches), yang dikenal sebagai aliran manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik/prinsip-prinsip administrative principles) serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization) yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi manajemen.
- Pendekatan sumber daya manusia (the human resources approaches), yang dikenal juga sebagai aliran perilaku, yaitu pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan manusia, kerja kelompok serta peranan factor-faktor social di tempat kerja.
- Pendekatan kauntitatif atau pendekatan ilmu manajemen (the quantitative or management science approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan menggunakan teknik-teknik matematis dalam memecahkan masalah manajemen dalam sebuah organisasi.
- Pendekatan modern (modern approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan pandangan system dan pemikiran kontingensi berdasrkan komitmen terhadap mutu dan kinerja yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar